Baru-baru ini, saya mencoba hal baru yaitu memotret dengan kamera analog. Walaupun memotret bukanlah hal yang asing buat saya, tapi dengan kamera analog rasanya berbeda. 36 potret pertama yang saya cuci dari roll film pertama juga masih jauh dari hasil yang bagus dan memuaskan, tetapi ternyata roll film pertama saya ini membawa sebuah analogi baru dalam hidup saya.

salah satu potret amatir dari kamera analog saya. lokasi : M Bloc Jakarta.
Roll film pertama ini membawa sebuah sudut pandang baru, yaitu dalam melihat sebuah proses belajar. Mengambil foto dari sebuah kamera analog merupakan proses yang panjang. Mulai dari memilih roll film mana yang akan dipakai, memasukkannya ke dalam kamera, memotret tanpa bisa mengecek hasilnya terlebih dahulu, proses mencuci film, baru akhirnya kita bisa dapat menikmati hasil foto yang telah kita potret. Proses panjang tersebut juga tidak menjamin hasil foto yang kita peroleh akan bagus semua,tidak. Ada beberapa yang memuaskan, mungkin selebihnya foto-foto amatir karena baru pertama kalinya mencoba.



dua sudut pandang cerita.
Hal ini erat sekali jika kita kaitkan dengan proses belajar dalam hidup. Jika kita analogikan, roll film pertama ini merupakan pengalaman pertama kita dalam melakukan atau belajar hal baru dalam hidup. Melalui proses yang panjang, perjalanan yang berlika-liku, tetapi hasil yang didapat juga tidak melulu sesuai dengan ekspektasi yang kita bayangkan. Ada pahit, juga ada manis. Ada gagal, juga ada berhasil. Seringkali dalam perjalanan hidup, kita lupa bahwa ini baru uji coba, baru latihan pertama. Lantas seringkali kita mengeluh tidak bisa, tidak berbakat, tidak ini tidak itu padahal belum mencobanya berkali-kali bukan?

Apa yang kita inginkan dalam hidup memang tidak melulu harus sesuai dengan ekspektasi, tetapi jangan juga sampai tidak mau bangkit karena satu kesalahan pertama yang kita lakukan saat masa uji coba. Tidak apa, masih bisa diperbaiki dan dicoba lagi kok!

Ketika memotret dengan kamera analog, hal lain yang bisa saya ambil pelajarannya adalah tentang menghargai. menghargai apapun itu. Dengan jatah 36 foto yang bisa saya ambil dalam satu roll, tentu harus menghargai setiap momen dalam foto yang diambil. Juga ketika hasilnya sudah didapat, harus bisa dihargai walaupun hasilnya masih amatiran sekali.

Hal yang sama juga harusnya bisa berlaku di dalam kehidupan. Tentang menghargai apapun jalan yang telah kita ambil, juga untuk menghargai prosesnya walaupun tidak melulu seperti yang kita inginkan. Perlahan tapi pasti, hidup kita akan membuat kolase yang terdiri dari berbagai hal yang telah terjadi. Kolase itu bisa jadi diisi dengan kegagalan, kesedihan, kemenangan, kebahagiaan, dan hal-hal yang tak pernah bisa kita lupakan. Akan lebih indah rasanya kalau kita dapat menerima dan menghargai setiap warna dan pengalaman yang terjadi dalam kolase hidup kita. Karena hal-hal tersebut yang nyatanya membawa kita pada hari ini, kita yang sekarang ini.
Sama halnya dengan roll film pertama yang tidak sempurna, hidup kita juga banyak lika-likunya. Belajar menghargai prosesnya dan juga menerima hasilnya yang tidak sempurna. Jika belum puas dan ingin kembali mencoba, ya tidak apa-apa. Masih ada roll-roll film berikutnya, juga kesempatan-kesempatan berikutnya. Jangan takut lagi, ya!
sama seperti yang lainnya, kita masih bisa sama-sama belajar.


Arina Salsabila, Bogor 2020.