Diambil ketika perhelatan Asian Games 2018, di Gelora Bung Kar
Selasa, 29 Januari 2019.

Hari ini berjalan seperti biasanya. Dimulai dengan Try Out DKI di pagi hari, melanjutkan kegiatan sekolah dan ya, pulang seperti biasa. Hingga akhirnya diberi tahu bahwa nilai Try Out UTBK dari bimbel sudah keluar, dan jadi kacaulah hari ini.

Sebenarnya bukan kacau seperti apa, hanya kacau yang terjadi pada diri saya sendiri saja. Sedih dan kecewa bercampur menjadi satu. Mungkin bagi beberapa orang, nilai Try Out bukanlah hal yang penting-penting sekali tetapi menurut beberapa orang yang satunya lagi nilai Try Out bisa jadi penting, dan ya... saya bagian dari orang yang satunya lagi. Jujur saya bukan tipikal orang yang harus mendapat nilai sekian lantas jika mendapatkan nilai kurang dari angka tersebut akan pusing tiga keliling,bukan bukan seperti itu. Saya menganggap penting nilai tersebut karena saya ingin tahu, sudah sejauh apa saya bergerak maju. Tetapi hari ini, ketika saya melihat nilai Try Out saya yang belum juga berada di atas 40% rasa kecewa menggerogoti diri saya. Mungkin terlalu egois rasanya jika saya bilang saya sudah belajar dari hari-hari sebelumnya padahal mungkin yang lainnya juga melakukan hal yang sama bahkan mungkin lebih giat dari saya. Ada rasa takut dari dalam diri saya yang menggebu-gebu, yang bertanya-tanya apakah diri ini mampu menggapai mimpi yang setinggi itu?. Ketakutan yang saya sebenarnya tahu tidak boleh saya dahulukan, tetapi sore tadi saya terus-terusan membanding bandingkan diri saya yang seperti ini. Menyalahkan diri saya bahwa kamu bodoh sekali, bahwa kenapa sudah belajar berhari-hari tetapi masih saja dapat segini, memarahi dan bilang kepada diri sendiri mana bisa orang seperti kamu bisa meraih mimpi.

Saya menangis, yang mungkin sebenarnya tidak perlu dilakukan tapi ya saya tiba-tiba menangis. Hingga akhirnya saya putuskan untuk tidur saja dari pada harus terus terusan merutuki diri sendiri. Setelah sholat Maghrib akhirnya saya memutuskan untuk bercerita kepada bunda saya tentang hal yang saya rasakan. Obrolan-obrolan, nasihat hingga semangat akhirnya kembali lagi kepada diri ini. Bahwa setiap manusia memiliki kadarnya masing-masing, tidak apa jika belum berhasil tetapi jangan pernah berhenti untuk mencoba lagi dan lagi karena Tuhan punya jalanNya sendiri agar kita bisa menuai mimpi. Jangan pernah berhenti berusaha untuk menjadi lebih baik, walaupun kadang dunia tidak melulu tentang apa yang kita inginkan. Belajar bersabar dan bersyukur atas apa yang Tuhan telah berikan adalah cara terbaik untuk menunggu hari baik datang lagi.

Untuk jiwa yang juga sedang kecewa, merasa tidak puas dan takut untuk kembali bermimpi
Ayo, kita coba lagi!


jikalau nati, harap tak bertemu dengan ekspektasi, mimpi jangan sampai pergi.